Friday, November 24, 2017

Pelatihan Infectious Coryza di Bangkok, Thailand

Dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya, pada tanggal 19-21 Juli 2017 salah seorang dosen muda di Divisi Mikrobiologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner yaitu Drh. Dordia  Anindita Rotinsulu, MSi  mengikuti Pelatihan mengenai Penyakit Coryza di Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand.
Pelatihan Infectious Coryza di Univ. Chulalongkorn, Bangkok

Pelatihan Infectious Coryza di Univ. Chulalongkorn, Bangkok


Pelatihan intensif bertajuk “Coryza Isolation and Identification Workshop” secara mendetail membahas mengenai teknik isolasi dan identifikasi Penyakit Infectious Coryza yang disebabkan oleh bakteri Avibacterium paragallinarum. Materi pelatihan diberikan oleh Assoc. Prof. Niwat Chansiripornchai, DVM, MSc, PhD,  Dr. Kridda Chukiatsiri, DVM, MSc, PhD dan Dr. Thotsaphol Thomrongsuwannakij, DVm, PhD dari Avian Health Research Unit, Faculty of Veterinary Science, Universitas Chulalongkorn.

Penyakit Infectious Coryza dapat mebginfeksi semua jenis ayam dari segala usia. Bagi industry perunggasan, penyakit tersebut menyebabkan penurunan produksi telur sampai 40% dan penuruanan  bobot karkas ayam pedaging. Teknik isolasi bakteri penyebab penyakit Infectious Coryza membutuhkan penanganan khusus karena bakteri A. paragallinarum termasuk bakteri yang fastidious atau sulit ditumbuhkan di laboratorium sehingga kadangkala terjadi miss-diagnosa. Melalui pelatihan yang disponsori PT Zoetis Animalhealth Indonesia ini, diharapkan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, khususnya Departemen IPHK dapat menjadi mitra untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri A. paragallinarum  dan mengembangkan penelitian terkait dengan bakteri A. paragallinarum tersebut.

 

Sumber: https://iphk.fkh.ipb.ac.id

Friday, August 11, 2017

One Health E-Learning Workshop: Development of Course Material with One Health Content Using E-Learning Method


The One Health E-Learning Workshop was held at the Faculty of Veterinary Medicine, Bogor Agricultural University on 8th August 2017. The purposes of this workshop were to increase the understanding of the participants about One Health concepts in controlling zoonosis, and to increase the participant’s capability of using E-learning as one of the learning methods.

This workshop was organized by Department of Animal Infectious Diseases and Veterinary Public Health in collaboration with Indonesia One Health University Network (INDOHUN) and supported by USAID.

One Health recognizes that the health of people is connected to the health of animals and the environment. The goal of One Health is to encourage the collaborative efforts of multiple disciplines-working locally, nationally, and globally to achieve the best health for people, animals, and our environment. A One Health approach is important because 6 out of every 10 infectious diseases in humans are spread from animals. The Faculty of Veterinary Medicine, Bogor Agricultural University has a strategic role to give education about One Health concept.


Peserta dan Pembicara One Health E-Learning Workshop

PanitiaOne Health E-Learning Workshop


One Health E-Learning Workshop


The materials given in One Health E-Learning Workshop consisted of three topics. The first topic was "One Health Concept in Zoonotic Control and Its Development in Education Curriculum", presented by the Dean of the Faculty of Veterinary Medicine of IPB, Prof. Drh. Srihadi Agungpriyono, PhD, PAVet (K). Furthermore, the second topic on "Management and Utilization of Lecture Management System IPB in applying E-Learning" was delivered by the speaker from Academic Development Program (Pengembangan Program Akademik/PPA) Bogor Agricultural University, Arie Wijayanto, SSi. The participants practiced about "The Use of Lecturer Management System-IPB" guided by Arie Wijayanto, SSi and team. The third topic was "Preparation of E-Learning Based Teaching Materials" delivered by Ir. Sutrisno Koswara, MSi and team from PPA BAU. After the third material, participants practiced to Prepare E-Learning Based Teaching Materials.

This workshop built the capacity of lecturers at the Faculty of Veterinary Medicine, BAU regarding One Health and E-Learning. The workshop went well and smoothly. According to the survey, the strengths of this events were well organized and well prepared. The content about the implementation of One Health using e-Learning method was worthwhile. The participants also think that the knowledge on how to develop teaching materials based on e-learning method was needed by the participants.

Source: https://iphk.fkh.ipb.ac.id

http://iphk.fkh.ipb.ac.id/?p=4952 

One Health E-Learning Workshop


Saturday, July 15, 2017

Partisipasi dalam International Seminar and Workshop on Advanced Cellular and Molecular Biology Techniques

Pada tanggal 6-8 Juli 2017, Drh. Dordia Anindita Rotinsulu, MSi sebagai salah satu dosen di Departemen IPHK mengikuti “International Seminar and Workshop on  Advanced Cellular and Molecular Biology Techniques” di Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali. Seminar tersebut menghadirkan pembicara di bidang Biologi Molekuler dari Jepang, Taiwan, Singapura, Thailand dan Indonesia.
Selain sesi plenary dengan menghadirkan para keynote and invited speaker, seminar ini juga menghadirkan sesi presentasi oral dan sesi poster. Adapun dalam seminar tersebut Drh. Dordia A. Rotinsulu, MSi membawakan makalah presentasi oral dengan judul Molecular Detection of Avian Influenza Virus From Birds Sold in A Multispecies Animal Market Jakarta yang merupakan hasil penelitian staf Departemen IPHK yaitu Drh. Surachmi Setiyaningsih, PhD, drh. Abdulgani Amri Siregar, MSi dan Drh. Dordia A. Rotinsulu, MSi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, sejumlah unggas yang dijual di salah satu pasar hewan hidup dengan komoditas hewan yang multispesies di Jakarta ternyata positif Flu Burung (Avian Influenza). Namun, unggas-unggas tersebut tidak terinfeksi oleh Highly Pathogenic Avian Influenza subtype H5. 




Sumber: https://iphk.fkh.ipb.ac.id, http://iphk.fkh.ipb.ac.id/?p=4927 

Saturday, December 17, 2016

Kolera Unggas Akibat Infeksi Pasteurella multocida

Penulis: DA Rotinsulu
Penyakit kolera pada unggas (Fowl cholera) di Indonesia pertama kali terjadi pada tahun 1972 yang ditandai dengan wabah kolera pada ayam dan bebek dengan angka mortalitas antara 23-60% (Mariana dan Hirst 2000). Wabah yang terjadi menyebar di seluruh Indonesia, antara lain seperti yang terjadi pada ayam broiler di Aceh (Zainuddin 2014), dan bebek di Brebes (Ariyanti dan Supar 2008). Kematian akibat infeksi Pasteurella multocida dilaporkan pada peternakan itik intensif mencapai 62% dari populasi 1400 ekor (Ariyanti dan Supar 2008).
Kolera unggas perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan penyakit pre-akut yang sangat infeksius dan menimbulkan kerugian ekonomi yang tinggi (Shivachandra et al. 2006, Balakrishnan dan Roy 2012). Masa inkubasi penyakit bervariasi dari beberapa jam sampai beberapa hari. Pada infeksi pertama kali angka morbiditas bisa mencapai 60-70%, sedangkan angka mortalitas mencapai 40-50% (Zainuddin 2014).
Pasteurella multocida
Penyebab penyakit kolera pada unggas yaitu bakteri Pasteurella multocidaPasteurella multocida adalah bakteri gram negatif tunggal atau berpasangan dengan bentuk batang pendek atau kokoid. Berdasarkan perbedaan dalam kapsular polisakarida, Carter (1955) membagi Pasteurella multocida menjadi 5 tipe yaitu A, B, D, E, dan F. Sedangkan berdasarkan perbedaan dalam LPS, Heddleston et al. (1972) serta Namioka dan Murata (1961) membagi P. multocida menjadi 16 somatik tipe (1-16). Serotipe Pasteurella merupakan gabungan dari keduanya. Pasteurella yang menyerang pada unggas seringkali diketahui merupakan P. multocida tipe A.
Bakteri Pasteurella multocida (Sumber: microbewiki.kenyon.edu)

Pasteurella multocida
 dapat diisolasi dari organ visceral seperti paru-paru, hati dan limpa, sumsum tulang, gonad atau darah jantung unggas atau dari eksudat caseous kronis lesi unggas yang mengalami kolera unggas. Media isolasi yang dapat digunakan yaitu dextrose starch agar, blood agar, dan trypticase–soy agar (OIE 2015) Pada media isolasi, karakter koloninya yaitu berdiameter berkisar antara 1 sampai 3 mm setelah 18-24 jam inkubasi, bentuk koloni diskrit, melingkar, cembung, tembus, dan butyraceous. Pada pewarnaan tampak sel cocoid atau pendek berbentuk batang, berukuran 0,2-0,4 × 0,6-2,5 µm , Gram negatif, dan umumnya tunggal atau berpasangan. Pewarnaan bipolar dapat diamati dengan Pewarnaan Wright atau Giemsa. Pewarnaan dapat dilakukan pada preparat ulas jaringan, seperti darah, hati, atau limpa (OIE 2015).
Penularan
Unggas dapat terinfeksi P. multocida setelah ada kontak langsung antara ayam sehat dengan ayam sakit atau karier yang telah sembuh. Kolera juga dapat ditularkan melalui pakan, minuman, peralatan, petugas kandang, tanah maupun hewan pengerat atau burung liar. Namun yang memegang peranan penting dalam menyebarkan penyakit ini adalah burung liar migran yang berpindah tempat tanpa ada batasan negara.
Gejala Klinis dan Lesio Patologi Anatom
Gejala klinis dari penyakit kolera unggas terjadi dalam beberapa tipe yaitu tipe akut, sub akut dan kronis. Gejala klinis tipe akut sering terjadi beberapa jam sebelum kematian dan tidak ditemukan gejala sebelumnya. Tipe sub akut sering ditandai dengan demam, bulu rontok, terdapat discharge berlebihan dari mulut dan hidung, penurunan produksi telur, peningkatan laju respirasi, serta sianosis pada pial dan jengger dan disertai diare kehijauan. Tipe kronis terjadi pada unggas yang bertahan dari infeksi akut. Gejalanya ditandai dengan infeksi lokal, pembengkakan pada pial, depresi, kesulitan bernapas, hewan terlihat memutar leher ke satu sisi dan mengalami kepincangan (Vegad 2007; Akhtar et al. 2016).
Gejala klinis Kolera Unggas: kebengkakan pada pial (Sumber: www.poultrydisease.ir)

Manifestasi gejala klinis dan lesio 
postmortem akibat infeksi Pasteurella multocida pada unggas antara lain septisemia, hemoragik petechiae, kongesti, pembesaran limpa dan hati, multifokal hepatik, splenik nekrosis dan pneumonia fibrinosa. Infeksi yang kronis menunjukkan adanya lokalisasi fibrinopurulen (nanah), nekrosis pada daerah kepala atau sinus hidung dan adanya pembengkakan kepala (OIE 2015).
Nekrosa hati akibat kolera unggas (Sumber: www.poultrydisease.ir)

Pencegahan dan Pengobatan
Pengobatan penyakit kolera unggas hampir tidak terlalu efektif dilakukan. Pengobatan hanya akan menurunkan tingkat kematian namun tidak akan menghentikan ayam dari penyakit. Ayam akan tetap membawa bakteri tersebut dan apabila pengobatan dihentikan besar kemungkinan penyakit akan berulang dan berujung pada kematian. Pengobatan mungkin dilakukan dengan terlebih dahulu menguji sensitifitas bakteri dalam agen terhadap antibiotik mengingat bahwa bakteri ini telah banyak berkembang menjadi resisten terhadap antibiotik. Namun cara terbaik dalam menghentikan rantai penyakit adalah dengan melakukan depopulasi, hingga desinfeksi dan pengistirahatan kandang (Christensen 2000).
Pencegahan dapat dilakukan dengan memperhatikan sanitasi kandang dan vaksinasi yang tepatBakterin komersial yang terdapat di Indonesia diproduksi dari P. multocida strain referensi X-73, P-1059 dan P-1662, atau strain lainnya dari negara produsen vaksin (Mariana dan Hirst 2000). Penggunaan vaksin dari isolat referensi dan luar negeri telah digunakan, namun dalam beberapa kasus masih ditemukan outbreak kolera unggas (Jabbri dan Jula 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Akhtar M, Rahman T, Ara MS, Rahman M, Nazir MNH, Ahmed S, Hossen L, Rahman B. 2016. Isolation of Pasteurella multocida from chickens, preparation of formalin killed fowl cholera vaccine, and determination of efficacy in experimental chickens. J of Advanced Vet and Anim Research. 3 (1): 45-50.
Ariyanti T, Supar. 2008. Kholera unggas dan prospek pengendaliannya dengan vaksin Pasteurella multocida isolat lokal. Wartazoa. 18(1): 18-24.
Balakrishnan G dan P Roy. 2012. Isolation, identification and Antibiogram of Pasteurella multocida isolates of avian origin. Tamilnadu J. Veterinary & Animal Sciences 8 (4): 199-202.
Christensen JP. 2013. Overview of Fowl Cholerae [internet] tersedia pada: http://www.merckvetmanual.com/mvm/poultry/fowl_cholera/overview_of_fowl_cholera.html (Diakses tanggal 16 Agustus 2016).
Jabbri AR, Jula GRM. 2005. Fowl cholera: Evaluation of a Trivalent Pasteurella multocida Vaccine Consisted of Serotypes 1, 3 and 4. Arch. Razi Ins. (59): 103-111
Mariana S, Hirst R. 2000. The immunogenicity and pathogenicity of Pasteurella multocida isolated from poultry in Indonesia. Veterinary Microbiology. 72(2000):27-36.
[OIE] Office International des Epizooties. 2015. OIE Terrestrial Manual 2015. http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Health_standards/tahm/2.03.09_FOWL_CHOLERA.pdf
Shivachandra SB, A A Kumar, R Gautam, S Joseph, P Chaudhuri, M K Saxena, S K Srivastava & Nem Singh. 2006. Detection of Pasteurella multocida in experimentally infected embryonated chicken eggs by PCR assay. Indian Journal of Experimental Biology44: 321-324.
Vegad JL. 2007. A Colour Atlas of Poultry Diseases: An Aid to Farmer and Poultry Professionals. Edisi ke-2. Charbagh (IN): International Book Distributing Co.
Zainuddin. 2014. Studi kasus kolera unggas ayam broiler pada usaha ternak masyarakat di Banda Aceh secara patologi. Jurnal Medika Veterinaria. 8(1): 56-59.


Artikel telah diterbitkan di website Departemen IPHK FKH IPB

Wednesday, August 10, 2016

Dosen CPNS Departemen IPHK mengikuti Diklat Prajabatan Golongan III

Sebanyak tiga orang dosen Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (IPHK) Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB yang berstatus sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pegawai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Depok. Ketiga dosen CPNS Departemen IPHK tersebut adalah drh. Supriyono, MSi, drh. Dordia Anindita Rotinsulu, MSi dan drh. Ridi Arif.
Peserta Diklat Prajabatan 

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis pendidikan dan latihan (Diklat) yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional adalah Diklat Prajabatan. Diklat Prajabatan dilaksanakan dalam rangka pembentukan nilai-nilai dasar profesi PNS. Diharapkan melalui Diklat ini terbentuk karakter PNS yang kuat yakni mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat, serta dapat mengemban fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
Peserta di dalam kelas bersama widiaiswara.

Diklat Prajabatan kini mengikuti pola yang baru yakni sistem on-off-on. Tahap on dilaksanakan di Pusdiklat, sedangkan tahap off dilaksanakan di instansi kerja masing-masing, dalam hal ini di FKH IPB. Adapun pada tahap on pertama, yakni tanggal 17 Juli sampai dengan 4 Agustus 2016, peserta Diklat menerima materi yang mencakup internalisasi nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi, atau disingkat dengan ANEKA. Selain itu, peserta juga diminta untuk membuat Rancangan Aktualisasi (RA) nilai-nilai ANEKA dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang akan diaktualisasikan pada tahap off yang berlangsung tanggal 5 sampai dengan 23 Agustus 2016. Pada tahap on kedua, peserta Diklat akan melaporkan dan mempresentasikan hasil aktualisasi nilai-nilai ANEKA yang telah dilakukan di Pusdiklat, Depok.
Seminar Rancangan Aktualisasi

Pada seminar Rancangan Aktualisasi di Pusdiklat Depok tanggal 3 Agustus 2016, hadir Bapak Dr. drh. Yusuf Ridwan, MSi sebagai atasan langsung sekaligus Mentor ketiga peserta Diklat Prajabatan dari Departemen IPHK FKH IPB. Bapak Dr. Yusuf Ridwan mendukung penuh kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di FKH IPB dan memberikan masukan yang sangat berarti kepada ketiga peserta. Selain dihadiri oleh Mentor, seminar Rancangan Aktualisasi juga dihadiri oleh Coach yang merupakan Widyaiswara di Pusdiklat Kemdikbud dan penguji dari Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Mentor maupun coach berperan dalam membimbing peserta Diklat dalam membuat rancangan, pelaksanaan dan laporan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS.

Sumber: https://iphk.fkh.ipb.ac.id 

Friday, February 19, 2016

Kezia R. C. Warouw, Putri Indonesia 2016

Senyum bahagia terpancar dari wajah dara cantik Kezia Roslin Cikita Warouw, Putri Sulawesi Utara yang dinobatkan sebagai Putri Indonesia 2016. Final Putri Indonesia telah berlangsung pada 19 Februari 2016 di JCC dan disiarkan secara langsung pada salah satu channel televisi nasional.



Gadis kelahiran 18 April 1991 ini berhasil menyisihkan 38 orang finalis lainnya dari berbagai Provinsi di Indonesia. Adapun beberapa prestasi Kezia sebelumnya yaitu
- Duta Sulawesi Utara di Polandia tahun 2006
- World Education Expo Indonesia Ambassador 2014
-Juara 3 Gading Model Search 2015.



Selamat kepada Kezia yang telah mengharumkan nama Provinsi Sulawesi Utara di ajang bergengsi Nasional ini. Semoga dapat menjadi duta Indonesia yang membanggakan di dunia internasional.


Thursday, February 11, 2016

Wisata Keluarga di Taman Bunga Nusantara



Taman Bunga Nusantara
Pada weekend awal tahun 2016, kami pergi ke Taman Bunga Nusantara (TBN), di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sebenarnya sudah lama sekali saya ingin ke TBN dan kini akhirnya kesampaian juga :-). TBN merupakan aset nasional yang diresmikan oleh Presiden kedua RI Soeharto pada tanggal 10 September 1995. Luas keseluruhan Taman  yaitu sekitar 35 Hektar dilengkapi dengan areal bermain keluarga “Alam Imajinasi” seluas 7 hektar dan Villa serta Gedung Serbaguna sekitar 5 hektar.



Lokasi Taman Bunga Nusantara (TBN) masih di kawasan Puncak-Bogor, yakni setelah melewati Kebun Teh Walini, Ciloto. Alamat lengkap TBN yaitu:
Jl. Mariwati KM 7 Desa Kawungluwuk
Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur 43254, Jawa Barat.
Telepon 02263-581617.


PERJALANAN

Kami berangkat dari rumah kami di kota Bogor Pukul 05.30 karena ingin menghindari kemacetan di Puncak saat weekend. Pukul 07.00 kami sudah tiba di daerah kebun Teh Walini, Puncak. Kami pun sarapan di warung-warung pinggir jalan sambil menikmati pemandangan ke kebun teh. Karena berangkat pagi, maka perjalanan lancar jaya dan tidak ada kemacetan sama sekali (andaikan sepanjang weekend puncak selalu seperti ini, hehe).

Tips:
Perjalanan dari Jakarta ke Taman Bunga Nusantara
Normal Weekday : 2 jam 30 menit
Normal Weekend : 3 jam
Sebaiknya keluar tol JAGORAWI maksimal jam 8.00 pagi

Jam buka-tutup satu arah di kawasan puncak:
08.30-11.30: Satu arah dari Bogor/Jakarta menuju Puncak
15.00-18.00: Satu arah dari Puncak menuju Bogor/Jakarta

Setelah melewati Kebun Teh Walini, akan banyak billboard dan penunjuk arah yang sangat informatif ke TBN, dijamin gak bakal tersesat deh. Namun kalau masih ragu, silahkan menggunakan GPS atau silahkan lihat peta di bawah ini.


Peta menuju Taman Bunga Nusantara

Setelah sarapan dan foto-foto sejenak, kami melanjutkan perjalanan dan tiba di TBN pukul 7.50. Waktu yang sangat tepat untuk jalan-jalan menikmati keindahan taman karena TBN belum ramai dan udara masih sangat sejuk. Karena masih sepi, serasa memiliki taman sendiri... he  hehe..

TIKET MASUK

Harga Tiket masuk di TBN yaitu sebagai berikut

Tiket Masuk (usia 4 tahun ke atas)
:
Rp
30.000,-
Tiket Dotto Trains

Rp
  40.000,-
Tiket Garden Tram

Rp
40.000,-
Parkir Motor
:
Rp
5.000,-
Parkir Mobil
:
Rp
10.000,-
Parkir Minibus
:
Rp
15.000,-
Parkir Bus
:
Rp
20.000,-



Tiket Wira Wiri

Rp
5.000,-
Tiket Rumah Kaca

Rp
2.000,-
 Peta Maze Garden /Taman Labyrinth

Rp
2.000,-













Saat membeli tiket masuk, kita akan diberikan Peta Taman.

Peta TBN
 

Baby stroller dapat dibawa masuk dan digunakan dalam taman. Sayang kami tidak membawa stroller melainkan mobil mainan kesayangan anak kami yang ternyata tidak boleh dibawa masuk karena alasan banyak tangga dan ada kendaraan (dotto train, garden tram dan mobil wira-wiri) yang lalu lalang. Akhirnya mobil-mobilan anak kami pun dititipkan. Walaupun awalnya anak kami tidak rela, akhirnya dia pun senang nan ceria saat melihat taman sambil lari kesana-kemari.

TAMAN

Saat memasuki kawasanTBN, terdapat restoran di kanan kiri pintu masuk dengan desain seperti cafe pada musim panas di Eropa.Apabila ingin naik kereta wira-wiri maka loket tiketnya ada di sebelah kanan Cafe –cafe tersebut. Dengan Rp. 5000/orang kita dapat keliling taman dengan mobil tersebut. Namun kami memilih untuk jalan kaki santai.

TOPIARI

Mamasuki taman kita disambut oleh Topiari Merak yang merupakan topiari terbesar di TBN. Dibutuhkan 25.000 tanaman untuk mengisi topiari, sedangkan untuk display karpetnya dibutuhkan 60.000 tanaman berbunga. Bentuk dan warna bunga yang membentuk topiari dan display karpet ini selalu berubah setiap 2 atau 3 bulan sekali. Saat kami datang, nuansa warna bunga yang ditampilkan didominasi warna merah, merah muda dan ungu.  Ini merupakan tempat foto favorit saya di TBN!



Kami pun menyusuri tangga yang dihiasi bunga dan kolam air disisi kiri dan kanannya. Anak kami tidak berhenti lari-lari dan naik turun tangga dengan ceria. Setelah berjalan menuruni tangga, kami berjalan ke arah kiri ke arah Taman Air.


Setelah melewati tangga, kita akan disambut topiari yang berbentuk 2 ekor dinosaurus “Brontosaurus”-kalau saya tidak salah ;-). Di samping topiari Brontosaurus terdapat Taman Air yang dihiasi beragam teratai, antara lain teratai raksasa Victoria amazonica dari Amerika Selatan, dan pisang Giant Arum . Selain topiari merak dan dinosaurus, juga ada topiari kerbau, barongsai dan kelinci di TBN.

TAMAN MAWAR, TAMAN PERANCIS, AIR MANCUR MUSIKAL


Taman Mawar
Selanjutnya kami berjalan menuju taman mawar yang berhadapan dengan taman Perancis. Di Taman mawar terdapat terowongan yang dihias dengan tanaman mawar. Sampai sekarang bunga Mawar masih dianggap sebagai bunga yang paling terkenal di seluruh penjuru dunia.  Di negara-asalnya China, mawar telah terkondisikan untuk beradaptasi dengan 4 iklim termasuk musim dingin atau musim salju. Di TBN, bunga mawar dipelihara dengan perlakuan khusus karena di daerah-daerah tropis seperti Indonesia bunga Mawar tidak memiliki masa dormant atau masa istirahat.



Desain taman Perancis merupakan desain masa Renaissance dengan bentuk-bentuk geometrisnya. Perdu Taiwan Beauty yang dipangkas rapi membingkai bunga warna-warni ini disebut parterre yang berasal dari frase bahasa Perancis, yaitu broderie de par terre atau "sulaman di atas tanah". Gaya taman seperti ini mencapai puncak ketenarannya pada masa kekuasaan Kaisar Louis XIV di abad ke-17. Melihat taman ini saya jadi teringat taman dengan susuann  geometris waktu saya berkunjung di istana Versailles beberapa tahun lalu. Tidak perlu jauh-jauh ke Eropa untuk menikmati nuansa taman ala Perancis :-).


Taman Perancis


Di dekat Taman terdapat air mancur menari yang diiringi musik. Pohon besar di belakang air mancur menjadi objek foto yang membuatnya seperti lukisan.

TAMAN LABYRINTH

Taman Labyrinth
Konsep Taman Maze atau lebih dikenal dengan nama Taman Labyrinth merupakan suatu gagasan arsitektural yang memperlihatkan bentuk jalan berliku tak berujung yang menuju ke istana atau tempat tempat istimewa. Konsep lainnya yang sederhana dikaitkan dengan legenda Minotaur dirancang oleh Daedalus (pada masa kekuasaan Raja Minos di Mesir) yang mengambil pola atau simbol dari Coin Cretan. Apabila pengunjung takut tersesat, pengunjung bisa membeli Peta taman labyrinth seharga Rp. 2000,-. Konon, di tengah Labyrinth terdapat taman yang indah. Namun kami sekeluarga tidak masuk ke taman Labyrinth melainkan hanya mengitarinya dari luar karena anak kami sudah tidak sabar menuju ke Taman Bermain ALAM IMAJINASI.



ALAM IMAJINASI

Alam imajinasi merupakan arena bermain yang menampilakn Bom-Bom Boat, Super Go Kart, Kereta Mini, Kolam Pancing, Kolam Bola, menunggang kuda, dan sebagainya. Untuk naik setiap wahana perlu membayar tiket dengan harga yang beragam.  Saat kami datang, permainan di Alam Imajinasi mulai beroperasi sekitar pukul 9.30 WIB (walau di brosur tertulis mulai pukul 08.00). Di sekitar area Alam Imajinasi juga tersedia beberapa warung makan.



Anak kami sedang nge-fans banget dengan kereta (T-shirt yang dia pakai pun bergambar kereta, hehe). Jadi dia pun langsung menuju loket kereta api. Harga tiketnya Rp. 15.000/orang (mulai usia 2 tahun membayar 1 tiket). Track yang dilewati kereta api mini ini cukup mengasyikkan. Kereta apinya melewati sungai mini buatan, gua mini dan jembatan. Selain itu anak kami naik Super Go-Kart dengan harga tiket Rp. 25.000/satu putaran untuk 1 orang dewasa dan 1 orang anak.

Go Kart dan Pohon Unik

TAMAN JEPANG

Taman ini dikelilingi tembok. Begitu memasuki taman, kita akan menemukan unsur - unsur utama taman Jepang, yaitu : batu-batuan, kayu, kesederhanaan desain, gazebo, kolam, gerakan air, dan kesunyian. Saat tiba di taman Jepang, anak kami sudah lelah dan minta digendong ayahnya.

RUMAH KACA


Rumah Kaca di TBN dibangun oleh tenaga ahli Belanda pada tahun 1994 dengan jumlah panel kaca sebanyak 3.000 unit dan luas taman sebesar  2.000 m2. Tiket untuk masuk rumah kaca yaitu Rp. 2000,-/orang.

Jika menilik sejarahnya, pada awalnya Rumah Kaca dibuat di negara yang memiliki iklim yang ekstrem atau 4 musim. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan terhadap tanaman dari musim dingin yang keras.  Sejak itulah perkembangan teknologi berupa pembenahan dari struktur bangunannya semakin diperbarui dan dipermudah. Adapun bunga yang mengisi Rumah Kaca ini adalah bunga-bunga yang tidak bisa bertoleransi dengan iklim yang ekstrem seperti derasnya air hujan dan teriknya sinar matahari. Tumbuhan yang membuat saya terkesan di rumah kaca yaitu cabai yang berwarna-warni, namun saya lupa namanya.
 
Keluar dari rumah kaca kita disambut bendera yang berwarna-warni sepanjang jalan yang memandu kita kembali ke pintu masuk TBN. 

Bendera warna-warni

Setalah makan siang di cafe Marigold, kami coba naik kereta wira-wiri untuk sekedar melewati dan melihat taman lain yang belum kami jangkau saat berjalan kaki. Selain taman yang saya jelaskan di atas, ternyata masih banyak taman dan obyek lainnya yakni Taman Amerika, Taman Bali, Taman Palem, Taman Mediterania, Dahlia Corner, lokasi piknik, Menara Pandang dan Danau Angsa.

Saya rasa Menara Pandang merupakan salah satu obyek yang perlu didatangi karena dari Menara Pandang pengunjung dapat melihat keindahan TBN dari atas. Berhubung saat jalan-jalan saya sedang hamil trimester ketiga dan membawa batita maka kami pun tidak naik.
Setelah makan siang, yakni sekitar pukul 13.00 kami pun meninggalkan TBN dan mencari penginapan di Puncak. Saat kami meninggalkan TBN, pengunjung sudah ramai dan cuaca sudah panas. Saatnya mencari tempat sejuk nan indah lainnya...