RINGKASAN TESIS
Ditulis oleh: DORDIA ANINDITA ROTINSULU.
Pembimbing : SURACHMI SETIYANINGSIH, ADULGANI AMRI SIREGAR.
TESIS. Program Studi Mikrobiologi Medik, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 2013
Penyakit Avian
Influenza (AI) atau flu burung yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dari
keluarga Orthomyxoviridae telah
menimbulkan dampak global yang besar, baik di bidang kesehatan, sosial maupun
ekonomi. Virus AI dapat menginfeksi beragam unggas maupun mamalia sehingga
pasar burung sebagai tempat bertemunya manusia dan unggas berpotensi menjadi
sarana penyebaran virus AI antar unggas atau penularan dari unggas ke manusia.
Mengingat peran unggas dalam penyebaran virus AI dan banyaknya spesies unggas
di Indonesia, maka penelitian mengenai keberadaan virus AI pada unggas,
terutama di Pasar Burung Pramuka sebagai pasar burung terbesar di DKI Jakarta
sangat diperlukan.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan virus AI
pada berbagai spesies unggas di Pasar Burung Pramuka Jakarta. Secara khusus,
penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji
keberadaan virus AI dan H5 dari sampel usap orofaringeal, usap kloakal, dan feses (kontaminasi lingkungan) dari berbagai
spesies unggas menggunakan metode real
time Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (rRT-PCR); (2) mendeteksi keberadaan antibodi terhadap virus
AI (H5) pada berbagai spesies unggas dengan uji hemaglutinasi inhibisi (HI);
dan (3) mengetahui pengaruh cuaca
dan asal geografis unggas dengan keberadaan virus AI.
Selama bulan April sampai dengan
September 2011, jumlah sampel lapangan yang berhasil dikoleksi dari Pasar
Burung Pramuka, Jakarta adalah sebanyak 862 sampel dari 28 famili dan 96
spesies unggas yang berbeda. Sampel tersebut terdiri atas 649 sampel feses, 114
sampel usap kloakal, dan 99 sampel usap orofaringeal. Dari sampel lapangan,
sebanyak 7 dari 649 sampel feses (1.08%) positif AI. Namun, tidak ada sampel usap orofaringel dan usap kloakal yang
positif AI. Sampel feses yang positif terdeteksi pada empat spesies unggas, yaitu tiga ekor burung Kacer (Copsychus saularis, famili Turdidae), dua ekor burung Kacamata (Zosterops palpebrosus, famili Zostropidae), satu ekor burung Trucuk (Pycnonotus goiavier, famili Pycnotidae), dan satu ekor burung Robin (Leiothrix lutea, famili Sylviidae).
Selain sampel lapangan, selama
bulan April sampai dengan September 2011, sebanyak 178 unggas dari 21 famili dan 47 spesies yang berbeda
dibeli dari pasar yang sama.
Dari unggas yang
dibeli, sebanyak dua ekor unggas (1.12%) postif
virus AI. Kedua ekor
unggas tersebut merupakan burung Kacamata (Zosterops
palpebrosus, famili Zostropidae). Seluruh sampel feses maupun unggas dibeli yang positif dikoleksi dari ordo Passeriformis. Namun berdasarkan uji rRT-PCR tidak ada sampel yang
positif H5.
Sebanyak 163 sampel serum
dikoleksi dari 178 unggas yang dibeli di Pasar Burung Pramuka. Berdasarkan uji
HI menggunakan antigen A/Legok/IPB-SGT/1/2004 (H5N1) maupun A/Ck/West Java/PWT-Wij/2006 (H5N1),
sebanyak tujuh dari 163 unggas (4.29%) positif memiliki antibodi terhadap AI (H5). Terdapat perbedaan
titer HI antara kedua antigen tersebut. Dengan menggunakan antigen A/Legok/IPB-SGT/1/2004
(H5N1), terdapat dua sampel yang positif kuat dengan titer ≥ 24,
sedangkan lima lainnya positif lemah dengan titer < 24. Hasil
positif kuat berdasarkan uji HI diperoleh dari dua ekor burung kutilang (Pycnonotus aurigaster, famili Pycnotidae).
Sedangkan hasil positif lemah diperoleh dari masing-masing satu ekor angsa (Cygnus sp., famili Anatidae),
bebek (Anas sp., famili Anatidae),
burung emprit/bondol haji (Lonchura maja, famili Ploceidae), tekukur (Streptopelia chinensis, famili Columbidae), dan kruwok (Nyctorax
nyctorax¸ famili Ardeidae). Dengan menggunakan antigen A/Ck/West Java/PWT-Wij/2006 (H5N1),
rata-rata titer HI yang diperoleh lebih tinggi, yakni lima ekor unggas positif
kuat (emprit, angsa, kruwok dan dua ekor kutilang), sedangkan dua ekor unggas
(bebek dan tekukur) positif lemah.
Unggas di Pasar Burung Pramuka, Jakarta yang terinfeksi AI
umumnya berasal dari pulau Jawa,
namun ada pula unggas yang diimpor.
Virus AI terdeteksi pada kelompok burung hias atau kicauan,
sedangkan antibodi AI (H5) terdeteksi pada kelompok unggas air, unggas lahan
basah, dan burung hias atau kicauan. Tidak ada pengaruh nyata
antara kejadian AI dengan cuaca walaupun terjadi peningkatan kasus AI di musim
pancaroba.
Penelitian ini menambah informasi
mengenai AI pada unggas yang dijual di Pasar Burung. Diperlukan penelitian
lebih lanjut untuk mengetahui subtipe virus AI selain H5 pada unggas maupun
hewan lain yang dijual di Pasar Burung Pramuka, Jakarta.
Kata kunci: Avian influenza,
pasar burung, realtime RT-PCR, uji hemaglutinasi-inhibisi, unggas.
Apabila mengutip, mohon mencantumkan sumber kutipan. Terima kasihFull Text Link to thesis
No comments:
Post a Comment